Lin Tsong-ming, Wakil Politik Menteri Pendidikan di Formosa (Taiwan)
Lin Tsong-ming:
Saya Lin Tsong-ming, Wakil Menteri Pendidikan Formosa
(Taiwan). Saya di sini untuk mengajak setiap orang
bekerja sama. Pemanasan global semakin serius dan
berbagai hal yang terjadi dalam sebuah negara dapat
mempengaruhi keberadaan negara lainnya. Jadi saya
berharap bahwa kita semua bekerja sama– menjadi
vegetarian, menjadi hijau untuk menyelamatkan Bumi. Saya
berharap setiap orang bergabung.
Supreme Master TV:
Bpk. Lin Tsong Ming mempunyai pengalaman yang kaya di
bidang industri, politik, dan pendidikan. Ia mengabdi
sebagai Rektor Universitas Nasional Yunlin Fakultas Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi dari tahun 2001-2009. Selama
masa delapan tahun, ia mengenalkan sejumlah pembaharuan
yang membawa Universitas tersebut menjadi sebuah
institusi pendidikan teknologi dan kejuruan teladan. Ia
juga telah melakukan upaya besar ke arah teknologi
informasi di pendidikan pedalaman, mencoba untuk
memperkecil pembagi digital antara daerah kota dan
pedalaman.
Di penghujung tahun
2009, ia menjadi Wakil Menteri Pendidikan. Ia terus
berusaha untuk sistem pendidikan terbaik bagi semua
mahasiswa. Tekun menjalani penderitaan karena miskin dan
penyakit ketika ia masih muda, Bpk. Lin mengetahui
dengan sangat baik pentingnya kesehatan. Ia berlatih
meditasi dan Qi Gong untuk memelihara tubuh, pikiran,
dan jiwanya. Berpikir positif dan bertindak dengan
kebaikan hati adalah dua prinsip yang selalu ia tekankan.
Lin Tsong-ming:
Ketika saya baru mulai posisi saya sebagai rektor di
Universitas Yunlin bagian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,
saya sakit pilek. Seorang dokter mengambil contoh darah
dan menemukan bahwa darah saya sangat kental dan
kelihatan suram. Ketika ia melihat contoh itu, dokter
merasa sangat buruk dan bertanya, “Ini Anda?” Saya
merasa bahwa yang ia maksud bahwa saya punya masalah dan
bahwa jika saya tidak melakukan perubahan, saya akan
mempunyai masalah serius. Itu satu hal.
Hal kedua adalah saya
sudah mulai meditasi. Setiap pagi dan malam saya akan
meditasi. Setelah beberapa waktu, secara alami saya
mulai merasa buruk tentang pembunuhan hewan. Sekarang
saya bahkan tidak berani menginjak seekor semut. Pada
waktu dulu, sebelum belajar ajaran Budha, saya tidak
menyadari bagaimana seriusnya hukum karma itu. Ketika
saya mulai belajar ajaran Buddha, saya menemukan bahwa
banyak hal terjadi karena hukum karma. Jauh di dalam
hati saya, saya tidak dapat tahan melihat penderitaan
makhluk hidup lagi. Terkadang saya berpikir, “Seandainya
saya adalah hewan itu dan saya akan dibunuh dan dimakan.
Bagaimana perasaan saya?” Bagaimana perasaan Anda jika
Anda adalah hewan itu? Jadi, perlahan-lahan saya tidak
dapat tahan untuk makan daging hewan lagi.
Supreme Master TV:
Wakil Menteri Lin telah menjadi seorang vegetarian
selama delapan tahun. Meskipun beban kerjanya yang berat
dan sibuk, pola makan tersebut telah memungkinkannya
menjadi semakin sehat. Ketika ia menjadi Rektor
Universitas Nasional Yunlin bagian Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi, Bpk. Lin mengilhami banyak guru dan murid
untuk meninggalkan daging untuk pola makan vegetarian
yang lebih berbelas kasih.
Lin Tsong-ming:
Ketika saya pertama kali mulai bekerja sebagai Rektor
Universitas Yunlin, hanya beberapa orang yang akan makan
makanan vegetarian dengan saya. Pada saat itu saya
meninggalkan universitas, hampir 10% orang telah menjadi
Vegetarian. Itulah bagaimana pemimpin dapat mempengaruhi
mahasiswa, guru, dan staf. Saya merasa bahwa saya dapat
mendorong yang lain untuk ikut. Karena saya seorang
vegetarian, ketika kami akan makan malam bersama dan
mereka akan melihat apa yang saya makan, mereka akan
makan vegetarian dengan saya.
Supreme Master TV:
Setelah ia menjadi Wakil Menteri Pendidikan, Bpk. Lin
segera menyadari kerusakan berat lingkungan yang
disebabkan oleh industri daging. Ia mulai berpidato di
mana-mana dan secara aktif mempromosikan kebijakan
pendidikan berkenaan dengan vegetarisme dan perlindungan
lingkungan.
Pada bulan Maret 2010,
Menteri Pendidikan mengeluarkan dokumen kepada 3.398
sekolah dasar dan menengah di seluruh Formosa,
menganjurkan semua sekolah memilih satu hari seminggu
sebagai “Hari Tanpa Daging”. Pada hari itu, sekolah
hanya menyajikan makan siang yang vegan, ramah
lingkungan untuk semua pengajar dan murid. Dengan
melakukan ini, Bpk. Lin berharap bahwa murid di Formosa,
lebih dari 2,5 juta dari mereka, bisa mendapatkan
manfaat dari pola makan sehat dan mengikuti gaya hidup
hijau pada usia muda.
Lin Tsong-ming:
Sebagian besar karena kondisi pemanasan global sangat
serius sekarang. Juga, bencana alam sangat sering
terjadi. Lihat tahun ini. Telah berkali-kali terjadi
gempa bumi di seluruh dunia. Kita tidak pernah melihat
fenomena seperti itu sebelumnya. Dari membaca beberapa
laporan, saya menemukan bahwa peternakan adalah penjahat
utama di balik pemanasan global. Jadi, dalam keadaan
demikian, bukankah bagus untuk mempromosikan
vegetarisme? Jadi karena ini, ketika Menteri Pendidikan
mengadakan konferensi pers pada akhir tahun lalu, dan
wartawan bertanya pada saya apa harapan saya di Tahun
Baru, saya berkata bahwa saya berharap untuk membantu
mempromosikan vegetarisme.
Karena keinginan ini
saya telah aktif ikut serta dalam berkampanye. Sebagai
contoh, baru-baru ini kami mengirim sebuah dokumen
kepada seluruh provinsi dan pemerintahan yang meminta
mereka untuk membantu mempromosikan satu hari tanpa
daging dalam seminggu. Sejauh ini, kami mendapat respon
yang sangat positif dan pemerintah setempat telah secara
aktif bekerja sama dengan kami. Jadi, saya berharap
bahwa dari sana kami dapat memperluas kampanye ke lebih
banyak kota besar lalu ke daerah. Itu adalah keinginan
saya untuk melakukan segalanya semampu saya untuk
membantu mempromosikan kampanye ini. Juga, kapan saja
kami punya kesempatan –seperti pada saat pertemuan
dengan rektor perguruan tinggi – kami akan memberikan
nasihat dan bimbingan yang sesuai, jadi mereka dapat
memahami persoalan itu. Saya pikir jika kita berusaha
berkomunikasi dengan mereka dan membantu mereka untuk
mengerti, mereka akan dapat menerima gagasan itu dengan
lebih mudah.
Supreme Master TV:
Menurut pengamatan Anda atau gambaran yang mungkin Anda
miliki, Apakah Anda mengetahui hasil dari kampanye vegan
di sekolah-sekolah dan perwakilan pemerintah?
Lin Tsong-ming:
Kami punya gambaran. Beberapa hari lalu seorang staf
memberikannya kepada kami. Kelihatannya bahwa di
kebanyakan daerah dan kota, promosi lokal berjalan
sangat baik. Hampir 80% sekolah dan perwakilan sedang
mempromosikannya sekarang Dan untuk mereka yang belum
ikut serta, kami lanjutkan untuk berkomunikasi dengan
mereka.
Itu berarti bahwa semua
daerah dan kota, hampir 80% mereka sedang melakukan
sesuatu. Sebagai contoh, di sekolah dasar dan menengah,
makanan vegan diberikan untuk makan siang setiap hari
Senin atau Selasa. Juga, saya telah mendiskusikan
kegentingan dari pemanasan global dengan rektor
perguruan tinggi selama pertemuan saya dengan mereka.
Saya telah mendorong mereka membantu mempromosikan satu
hari vegan setiap minggu di perguruan tinggi dan
universitas mereka. Sejauh ini, banyak perguruan tinggi
telah berpartisipasi dalam mempromosikan kampanye ini.
Perguruan tinggi, setelah itu, lebih otonomi. Tetapi
saya menemukan bahwa segera beberapa perguruan tinggi
mulai berpartisipasi, maka yang lain mulai gabung dan
gerakan itu meluas. Jadi, saya merasa hasilnya cukup
baik.
Supreme Master TV:
Kepemimpinan Bpk. Lin secara luas dipuji oleh para guru
dan mahasiswa, dan promosi makanan nabati di sekolah
telah menerima jangkauan yang luas dan respon hangat.
Tahun 2009, karena diusulkan oleh para guru dan
mahasiswa Universitas Nasional Yunlin bidang Ilmu
Pengetahuan dan Teknologi, ia menulis sebuah buku
berjudul “Melukis Pelangi dalam Kehidupan dengan
Gembira”. Melalui cerita ini Bpk. Lin berharap untuk
menyampaikan pentingnya tetap positif dan baik.
Lin Tsong-ming:
Ketika menulis buku “Melukis Pelangi dalam Kehidupan
dengan Gembira”, saya sangat berhati-hati untuk tidak
memasukkan kata negatif apa pun. Harapan saya bahwa
mahasiswa kami, guru, dan orang lain semua akan
mengembangkan pikiran yang penuh kebaikan. Itulah
mengapa saya berusaha menghindari semua kata negatif
dalam buku itu. Selama proses penulisan, kami memeriksa
secara hati-hati setiap kata untuk memastikan bahwa itu
mendorong pemikiran dan tindakan yang positif. Saya
ingin ini menjadi kunci emas agar orang membuka pintu
kesuksesan.
Pernah saya tidak
sengaja membuka masalah penelitian guru saya pada saat
percakapan sambil lalu dengan teman. Guru saya, rektor,
sangat marah. Karena apa yang telah saya lakukan, ia
memarahi saya selama dua jam. Pada waktu itu saya sangat
rendah hati dan saya menerima marahnya. Saya merasa
bahwa saya telah membuat kesalahan, jadi saya menghargai
hukumannya. Setelah dua jam memarahi, rektor itu
menyadari bahwa saya belum membuat perlawanan apa pun,
maka ia merasa malu. Ketika ia selesai, kami pergi ke
luar berjalan-jalan dan kami bercakap-cakap. Selama
berjalan itu, rektor saya berbagi dengan saya cerita
perjalanan hidupnya. Pada akhirnya, kami telah membentuk
hubungan guru-murid yang sangat damai.
Jadi, Anda lihat, itu
mulai karena sebuah situasi yang buruk, tetapi karena
saya sangat rendah hati, saya memecahkan suasana dan
mengubah efek yang negatif menjadi yang positif. Jadi,
alasan mengapa saya berbagi ini dengan Anda semua adalah
untuk membiarkan Anda tahu itu, tidak masalah apa yang
Anda hadapi, Anda harus berpikir secara positif. Juga,
kapan pun Anda melakukan sesuatu, berpikirlah positif,
tinjau kembali tindakan Anda dan pikirkan cara yang
dapat Anda perbaiki. Terakhir, teruslah memiliki rasa
syukur.
Supreme Master TV:
Dalam buku Anda juga mengatakan kepada mahasiswa bahwa
kita harus baik dan melakukan perbuatan baik.
Lin Tsong-ming:
Itu benar.
Supreme Master TV:
Berdasarkan pengalaman saya, tidak peduli apa yang kita
lakukan, kita harus mempunyai pikiran baik. Saya telah
menggunakan sebagai contoh beberapa pengalaman yang
dibicarakan oleh Dr. Masaru Emoto. Ia menemukan bahwa
semakin baik penampilan struktur molekul, semakin
bermanfaat air tersebut bagi kesehatan manusia. Tetapi
ketika struktur molekul itu rusak, artinya itu air yang
buruk. Ia menemukan bahwa setelah membagi sejumlah air
ke dalam dua gelas, jika ia mengucapkan pujian dan kata
positif pada satu gelas, molekul air dalam gelas itu
akan berubah menjadi bentuk seperti berlian. Ketika ia
mengucapkan kata kutukan pada gelas air lain, struktur
molekul air menjadi sangat buruk.
Jadi, ia mendapatkan
bahwa bahkan air merespon kata pujian dan positif,
dengan demikian mengubah struktur molekulnya –belum lagi
kenyataan bahwa kita adalah manusia, benar? Saat kita
ucapkan satu kata, itu dapat mempengaruhi dan mengubah
sekelilingnya dan bahkan alam semesta dengan cara yang
tidak kelihatan. Ini dapat mempengaruhi struktur sel
tubuh kita. Sebenarnya di Jerman banyak dokter
mempercayai hal ini.
Satu kelompok dokter
mempelajari beberapa pasien kanker dan mereka
menyimpulkan bahwa hampir 90% kasus kanker disebabkan
oleh emosi. Emosi kita dan tubuh kita atau tindakan kita
memiliki hubungan sebab akibat. Jadi, saya memberitahu
mahasiswa bahwa mereka harus berbuat baik dan berpikir
hal yang baik. Dalam buku saya, ada dibahas tentang
bagaimana alam semesta seperti sebuah dinding pantul
untuk tindakan kita. Saat kita memproyeksikan pikiran
baik, dinding pantul akan memantulkan kembali kebaikan
kepada kita, jadi mempengaruhi kita atau keluarga kita
secara positif. Lalu kita akan membantu membangun
keselarasan dalam masyarakat. Ini juga akan membantu
kita menjadi lebih sehat.
Untuk informasi lebih
lanjut tentang Bpk. Lin Tsong-ming, Wakil Politik
Menteri Pendidikan di Formosa (Taiwan), silakan kunjungi:
www.moe.gov.tw