Rasa Sakit Tak Terkira pada Babi-babi di Pabrik Peternakan
Vegetarian Johan:
Saya ingat satu hal berkenaan dengan kunjungan saya ke
peternakan. Saya tak akan pernah lupa mata sedih itu.
Babi yang lain berdesakan dan berusaha lari dari kotak
kotor itu. Dia hanya bisa berdiri di sana dan melihat
kepada saya tepat ke mata saya. Saya merasa tak berdaya.
Sangat menyakitkan meninggalkannya di sana.
Pembicara 1:
Selama dua tahun terakhir, Aliansi Hak Asasi Satwa telah
menyelidiki peternakan Swedia. Seratus peternakan di
seluruh negara itu telah dikunjungi. Investigasinya
mengungkap luasnya kekejaman pada satwa dan
menghancurkan mitos akan kesejahteraan satwa Swedia.
Aliansi Hak Asasi Satwa mempersembahkan HIDUP SEBAGAI
SEEKOR BABI.
Supreme Master TV:
Babi adalah satwa paling bersih dan cerdas di dunia, dan
memiliki hati yang lembut dan penuh kasih. Di alam liar
mereka hidup di hutan dan menikmati makanan setempat
seperti rumput dan akar. Induk babi seharian membangun
sarang dengan daun atau jerami untuk menyambut dan
membesarkan anaknya. Penelitian menunjukkan bahwa
induknya bernyanyi untuk anak-anaknya sambil
membesarkannya.
Satwa cerdas dan gemuk
ini senang bermain dan melindungi, dan membentuk
hubungan penuh kasih dengan keluarga dan teman-temannya
seperti halnya manusia. Siapa pun yang pernah
menghabiskan waktu dengan babi akan setuju mereka
makhluk menarik, hangat, yang ingin dimanja-manja dari
manusia kapan pun.
Sayangnya, sebagian
besar satwa yang penuh perasaan ini, dengan mata
secemerlang seperti yang dimiliki manusia adalah
diternakkan. Di seluruh dunia, babi dipelihara secara
mekanis dalam keadaan merana, tanpa pengakuan akan
perasaan, pemikiran, dan keperluannya.
Kami akan hadirkan
cuplikan dari film dokumenter yang menyayat hati oleh
grup kesejahteraan satwa Swedia yaitu Aliansi Hak Asasi
Satwa berjudul, “Hidup Sebagai Seekor Babi”, yang
mengungkap kenyataan mengguncang hati di balik industri
pemeliharaan babi di Swedia. Kata-kata tidak bisa
menjelaskan kepedihan babi yang diternakkan, yang
dimulai dari lahir dan berakhir pada detik kematiannya
yang tragis.
Pencerita: Babi
di peternakan Swedia dilahirkan di lantai beton yang
keras. Induk babi dibuat melahirkan anak yang besar,
yang menyebabkan tingginya tingkat kematian. Rata-rata
dua anak babi per kelompok kelahiran mati pada bulan
pertama.
Sebelum truk jagalnya
tiba, banyak lagi yang akan mati. Meskipun begitu,
peternak babi menghitung keuntungan. Induk babi
digunakan selama tiga tahun. Mereka tak pernah keluar.
Mereka menghabiskan sebagian besar hidup untuk tiduran,
yang akan menyebabkan luka baring serius di tulang
belikat, yang disebut “bogs”. Luka tersebut sering kali
menjadi infeksi dan menarik lalat.
Anak babi menyusui
sampai berusia 17 minggu, namun peternakan memisahkannya
dari induknya setelah lima minggu. Mereka dipisahkan ke
bagian pemeliharaan dimana kandangnya dipisahkan dan
dibedakan berdasarkan berat. Periode terakhir dari
hidupnya dihabiskan dalam kotak jagal babi. Dalam kotak
sembilan meter persegi, 10 babi berjejalan bersama.
Babi-babi dipelihara untuk tumbuh secepat mungkin, yang
akan mengakibatkan kesakitan pada tulang dan persendian.
Lantai beton dalam
kotak sempit segera tertutupi oleh kotoran dan air
kencing. Dan walau mereka seharusnya bersih setiap hari,
para aktivis menemukan peternakan dimana babinya harus
duduk dan terbaring dalam kotorannya sendiri. Di banyak
peternakan, grup sumber Aliansi Hak Asasi Satwa
menemukan babi mati dibiarkan membusuk di antara babi
hidup dalam kotak. Apakah babi menghabiskan hidupnya
untuk melahirkan atau untuk dijagal saat usia enam bulan,
itulah hidup menderita dan sengsara.
Supreme Master TV:
Sebagian besar pemakan daging tidak tahu bagaimana
daging yang dikonsumsinya sebenarnya dihasilkan. Hal ini
akibat sengaja ditutupi oleh industri daging akan
kebenaran mengerikan dan mengganggu yang tak
terbayangkan di balik produksi daging.
Pencerita:
Setiap tahun tiga juta babi dibunuh di rumah jagal di
Swedia. Hal ini berarti seekor babi mati tiap sepuluh
detik. Perwakilan industri daging babi ingin mengklaim
bahwa babi yang dipelihara di peternakan Swedia hidup
secara alami dan bahagia. Dalam web mereka sendiri
dengan bangga menjelaskan bagaimana sebenarnya semua
produksi babi Swedia. Kenyataannya terlihat berbeda
sepenuhnya.
Supreme Master TV:
Kebohongan industri babi Swedia dibalas dengan faktanya.
“Undang-undang Kesejahteraan Satwa Swedia memastikan
bahwa satwa berkeliaran pada tempat dimana mereka dapat
melakukan kebiasaan alaminya.”
Pencerita:
Babi-babinya sangat tertekan, dan tindakan seperti
menggigit palang selalu terjadi. Beberapa babi menggigit
secara histeris pada palang untuk mengurangi kecemasan
dan stres. Yang lainnya sepenuhnya tidak acuh dan
menyerah. Mereka duduk diam dengan mata kosong, tanpa
memberi perhatian terhadap sekitarnya. Babi Swedia
mendapatkan kandang yang berisikan jerami atau yang
lain. Salah satu contoh perilaku alami dari kesempatan
untuk dilakukan babi adalah mencari akar dan bersarang.
Tanpa jumlah jerami yang cukup, bagaimanapun juga, hal
ini adalah tidak mungkin.
Babi adalah satwa yang
cerdas dengan kebutuhan besar untuk beraktivitas. Jika
mereka tidak diberi kesempatan melakukannya, akan
membuat mereka sakit jiwa seperti yang dilakukan anjing
dalam kondisi yang sama. Aliansi Hak Asasi Satwa
menemukan bahwa 94% dari peternakan tidak memiliki
kandang dalam jumlah yang memuaskan. Banyak dari
peternakan yang dikunjungi sangatlah kotor. Kotorannya
sangatlah ekstrem di banyak lokasi. Bau busuknya melekat
sendiri ke dalam pakaian, dan kadang sangat sulit untuk
bernafas. Dan sangatlah sedih melihat satwa yang bersih
hidup dalam kondisi seperti itu.
Babi tentu saja dengan
hati-hati membuat tempat kotorannya jauh dari tempat
tidurnya, namun di sini tidaklah mungkin bagi mereka. Di
sini mereka didesak untuk begitu saja tidur dalam
kotorannya sendiri. Aturan menganjurkan dimana babi
jagal mendapatkan jerami untuk mencukupi dirinya. Jadi
menggigit ekor dihindari. Babinya tidak memiliki sesuatu
untuk dilakukan di tempat itu selain berusaha mengorek
di lantai beton, menggigit palang atau saling menyerang.
Induk babi seharusnya bisa bebas berjalan dan tidak
diikat atau diam. Induk babi akan berjalan bebas selama
beranak dan makanya mampu melatih insting bersarangnya.
Dalam satu dari lima
anak babi yang dipelihara, Aliansi Hak Asasi Satwa
menemukan induk difiksasi. Fiksasi berarti bahwa babi
dikurung dalam kandang dengan palang logam. Dia tidak
bisa berputar atau pergi kemana-mana, hanya berdiri atau
duduk. Walau ada peraturan di Swedia melarang fiksasi,
fiksasi digunakan secara rutin di banyak peternakan.
Dalam salah satu peternakan, keseluruhan 74 induk
difiksasi, baik induk babi yang telah melahirkan dan
mereka yang akan melahirkan.
Dalam suatu sekolah
menengah pertanian dimana peternakan Swedia diajarkan,
ada sejumlah besar induk babi yang terfiksasi. Fiksasi
adalah suatu cara bagi para petani untuk mengurangi
pekerjaan dan meningkatkan keuntungan. Cara ini
menawarkan satwa sehat dengan kehidupan seperti yang
mereka sukai. Di 95% peternakan yang dikunjungi, satwa
terluka atau sakit sering ditemukan. Luka tergores atau
tergigit adalah umum dan terjadi, pada banyak kasus,
menjadi luka infeksi dan bernanah. Anak babi kecil
seringkali melepuh karena berbaring di lantai beton.
Beberapa peternakan
berusaha mencegahnya, bukan dengan memberi banyak alas,
namun dengan melilit kaki anak babi. Babi sakit
dibiarkan tidak dirawat dan bangkai babi mati
ditumpukkan di sebelah babi hidup, kadang kala
berhari-hari kemudian. Babi menghabiskan seluruh
hidupnya dalam mimpi buruk tanpa akhir yang panjang.
Tim peneliti Aliansi
Hak Asasi Satwa juga menemukan luka mata terinfeksi,
besar, luka terbuka dan hancur, telinga tergigit. Banyak
kasus serius dari hernia juga terdokumentasi, dimana
sejumlah besar isi perut babi tembus melalui dinding
perut dan bergantung dalam kantung perutnya. Dalam
sebuah penelitian oleh Kesehatan Satwa Swedia, ditemukan
bahwa 12% babi telah menderita sakit bisul perut, dan
setengahnya telah mulai menderita borok.
Di banyak peternakan,
babi menderita tulang patah. Semua ini biasanya tidak
pernah dirawat. Mereka membunuh babinya atau dibiarkan
dalam kotak dan dipaksa untuk hidup dengan luka. Walau
aturannya mengatakan bahwa kandang babi harus memiliki
jendela atau membiarkan sejumlah besar sinar matahari
masuk, para aktivis menemukan beberapa peternakan dengan
jendela yang tertutup. Sebagian besar babi tidak pernah
melihat matahari, selain saat menuju tempat penjagalan.
Yang juga sering
terjadi adalah kuku yang tertinggal, beberapa begitu
buruk sehingga tumbuh bersilangan. Hal ini menyebabkan
penderitaan luar biasa. Di hampir semua peternakan
aktivis menemukan babi mati. Mereka ditinggal di gang di
antara saudaranya, di luar pintu, dilempar ke dalam
tumpukan kotoran dan dalam penampung besar di halaman.
Salah satu tempat
pertama yang dikunjungi adalah peternakan di Scanian
Skivarps. Saya rasa tempat ini mungkin tempat terburuk
yang pernah saya kunjungi. Saya ingat saat saya menuju
kandang babi pandangan pertama yang saya temui adalah
babi mati, babi busuk terbaring di antara yang hidup
dalam kotak. Sungguh kekacauan besar, satu sudah
meninggal namun sisanya mengalami tulang yang keluar dan
organ yang keluar saat babi lain berjalan di atasnya.
Saya ingat bahwa di sepanjang bagian dalam kotak ada
seekor babi yang sepenuhnya acuh dan dia bahkan tak
menyadari bahwa ada saya di sana. Bau busuk dari
bangkainya benar-benar luar biasa, merasuki segalanya.
Saya ingat bahwa saya
berpikir, “Inilah apa yang dimakan orang-orang.
Daging paha dan sosis dan potongan daging babi. Ini dia
semuanya itu.”
Aliansi Hak Asasi Satwa
sekarang telah melaporkan ke polisi peternakan yang
dikunjungi untuk pelanggaran terhadap hukum perlindungan
satwa. Pada semua peternakan ada kekurangan dalam
pemeliharaan ternak, perawatan ternak, dan kesehatan
ternak. Beberapa dari peternakan tidak pernah dikunjungi
oleh seorang pengawas kesejahteraan satwa selama
bertahun-tahun sementara lainnya dikunjungi tanpa
dikenali baru-baru ini.
Selama inspeksi,
peternakan menunjukkan sisi terbaiknya. Namun bagaimana
satwa menjalani sisa waktu yang lain? Sebuah laporan
inspeksi menjelaskan: “Peternakan yang diurus baik
dengan banyak alas kandang.” Namun investigasi Aliansi
Hak Asasi Satwa menunjukkan kenyataan di balik layarnya.
Penyelamatan satwa ini tidak terletak pada hukum
perlindungan satwa yang ditingkatkan, atau pengawasan
lebih baik. Yang tersisa sekarang adalah untuk mengambil
tindakan dan penyelamatan hidup.
Selama dua tahun ini
yang telah saya rekam, saya telah mengunjungi banyak
peternakan dan telah melihat ribuan babi. Dan saat
seseorang berjalan dalam gang, mungkin sulit memahami
bahwa semua babi di sini adalah makhluk individu. Namun,
inilah sebenarnya mereka. Babi sesungguhnya satwa sosial
dan luar biasa, sangat ingin tahu. Namun saya merasakan
ganjalan di perut saat saya saat memikirkan semua babi
yang saya temui sekarang mati. Dan hal ini berlanjut
untuk terjadi.
Satu-satunya hal yang
bisa kita lakukan untuk menghentikan kekejaman kepada
satwa adalah berhenti makan daging.
Informasi lebih lanjut
mengenai kampanye dan bagaimana Anda bisa membantu
babi-babi itu, silakan kunjungi
www.ettlivsomgris.se
Detail lebih lanjut
mengenai Aliansi Hak Asasi Satwa, silakan kunjungi
www.Djurrattsalliansen.se