Nathan Runkle adalah
seorang vegan pemberani, pendiri dan direktur eksekutif
dari Mercy For Animals, grup pembela satwa
nirlaba yang berbasis di Chicago, AS. Organisasi ini
menjalankan usaha penjangkauan komunitas berkelanjutan
dan kampanye iklan efektif untuk menginformasikan
orang-orang akan eksploitasi dan penyiksaan satwa ternak
dan mengapa kita harus beralih ke pola makan nabati.
Mercy For Animals
juga menampilkan penyelidikan penyamaran di pabrik
peternakan AS untuk memberi penerangan akan barbarisme
mengerikan dan kekejaman yang terjadi dalam industri
daging, peternakan, susu, dan telur.
Nathan Runkle:
Kita fokus melindungi satwa ternak karena ini adalah
area penyiksaan satwa dengan jumlah satwa terbesar yang
dibunuh dan dieksploitasi. Lebih dari sembilan miliar
sapi, babi dan ayam di AS dibunuh untuk dimakan tiap
tahun. Jika kita melihat tingkat global, kita berbicara
tentang lebih dari 50 miliar satwa ternak!
Dan masing-masing dari
satwa tersebut adalah suatu individu unik dengan
kepribadian, kebutuhan, dan minat pribadi. Jadi Mercy
For Animals bertujuan untuk mengekspos kekejaman
yang sedang terjadi di pabrik peternakan dan di dalam
rumah jagal dan menginspirasi konsumen untuk beralih ke
pola makan nabati yang sehat dan penuh.
Saya sesungguhnya besar
di peternakan Ohio (AS) dan selalu punya kedekatan alami
dengan satwa. Saya selalu peduli akan perlindungan
mereka dan saya telah menyaksikan banyak penyiksaan
satwa berkembang dan hal itu selalu terasa salah bagi
saya. Ketika saya berusia 11 tahun, saya mendapat
informasi dari organisasi perlindungan satwa lokal yang
membuka hati dan mata saya akan isu kekejaman satwa
dalam tingkatan yang lebih luas dan mengajarkan saya
tentang pabrik peternakan atau sistem peternakan
industri yang digunakan di negara ini dan di seluruh
dunia dimana satwa dikurung dalam kandang sempit, pagar,
dan kurungan, amat kecil hingga mereka tak dapat
berputar, dan mereka tak dapat meregangkan tungkai
mereka.
Saya mempelajari
realita kejam ini di rumah jagal dan pada usia muda
tersebut saya merasa kekejaman ini bukanlah sesuatu yang
ingin saya dukung. Saya menjadi vegetarian pada usia
muda tersebut lalu kami mendirikan Mercy For Animals
beberapa tahun kemudian.
Saya berusia 15 tahun
ketika kami membentuk Mercy For Animals. Saya
melihat perlunya suatu organisasi dalam masyarakat lokal
kita untuk bekerja atas nama satwa peternakan, satwa ini
demikian tersiksa, dikurung dengan intensif, tak punya
perlindungan hukum dari beberapa penyiksaan paling parah.
Kami bertujuan memberi satwa ini suara dan telah
berkembang jadi kekuatan nasional sejak itu.
Supreme Master TV:
Ada alasan mengapa pabrik peternakan dan rumah jagal
menjaga keamanan dengan ketat dan tak mengizinkan orang
luar melihat apa yang terjadi di balik dinding mereka.
Jika orang menyaksikan pembunuhan masal dan penyiksaan
keji dari makhluk tak bersalah yang terjadi di dalam,
konsumsi produk hewani mereka akan dengan cepat berakhir.
Nathan Runkle:
Sungguh tulang punggung dari pekerjaan yang kita lakukan
semuanya adalah dengan melakukan penyamaran di dalam
pabrik peternakan, tempat penetasan, dan rumah jagal.
Dan penyelidik kami masuk dan mereka bertindak sebagai
mata dan telinga bagi kita semua, konsumen.
Mereka masuk ke dalam,
mereka bekerja bersama orang di pabrik peternakan dan
rumah jagal berbulan-bulan tanpa akhir; mereka
mempertaruhkan keamanan, mereka memberikan semua yang
mereka tahu, mereka masuk dengan penyadap, dengan kamera
tersembunyi dan mereka mendokumentasi kasus demi kasus
dari rutinitas dan sistematik kekejaman serta pengabaian
satwa dalam fasilitas tersebut.
Kami telah memasuki
tujuh dari peternakan telur terbesar di Amerika Serikat,
dari pesisir ke pesisir, dan setiap kali tanpa
pengecualian para penyelidik kami menemukan penyiksaan
mengerikan. Kami telah masuk ke dalam tempat penetasan
terbesar di dunia dan di dalam rumah jagal unggas.
Di dalam peternakan
telur, penyelidik kami mendokumentasi kurungan standar
dari burung ini, yang terdiri dari kandang yang ditumpuk
bertingkat-tingkat, dijajarkan dalam barisan, dalam
gudang besar tanpa jendela, dimana 200.000 ayam disimpan
dalam kandang kawat yang berukuran sekitar satu surat
kabar yang dilipat. Dan di situ ada lima hingga tujuh
ayam yang disesakkan dalam kandang tersebut.
Mereka tak dapat
mengembangkan sayap mereka, mereka tak dapat berjalan,
mereka tak dapat bertengger, mereka tak dapat main,
mereka tak dapat bertindak dalam perilaku paling wajar.
Dan unggas tersebut pada akhirnya kehilangan bulu mereka,
dan mereka terluka dan infeksi.
Hidup mereka dipenuhi
dengan perlakuan paling kasar dan eksploitasi manapun
yang dapat kita bayangkan. Ketika mereka berusia sekitar
dua tahun, mereka diambil dari kandang dan mereka
dilempar ke dalam gerobak metal pembunuh, lalu dipenuhi
dengan gas dan burung tersebut dibunuh. Ini adalah
realita dari produksi telur modern. Inilah bagaimana 95%
dari betina petelur hidup dan mati.
Di barisan depan dari
industri telur ada anak ayam jantan yang menetas yang
dianggap tidak berguna. Jadi apa yang terjadi di Amerika
Serikat adalah setiap tahunnya lebih dari 200 juta anak
ayam jantan dibuang. Mereka dibuang ke tempat sampah
ketika masih hidup, atau seperti yang direkam di tempat
penetasan terbesar dunia, anak ayam jantan ini dibuang
hidup-hidup ke mesin penggiling.
Supreme Master TV:
Mercy For Animals, kelompok hak asasi satwa
nirlaba berbasis di Chicago, AS. Organisasi ini
didirikan tahun 1999 dan sekarang memiliki lebih dari
35.000 anggota dan pendukung. Jadi, bagaimanakah respons
publik akan karya Anda?
Nathan Runkle:
Orang sungguh berada dalam kegelapan tentang asal dari
makanan mereka, dan itu disengaja. Industri daging dan
susu dan telur menghabiskan ratusan juta dolar setiap
tahunnya untuk meyakinkan konsumen bahwa satwa ternak
hidup dengan gembira di luar, di padang rumput terbuka
dan mereka kembali ke gudang merah yang besar. Tapi
semua itu adalah kebohongan.
Hampir seluruh
mayoritas satwa peternakan dikurung secara intensif di
pabrik peternakan, dimana mereka tak dapat bergerak,
berpaling, dan mereka dimutilasi tanpa obat anti rasa
sakit. Dan ketika orang menemukan realita kejam dari
sistem tersebut dan fakta bahwa sapi, babi, dan ayam
diperlakukan hampir seperti unit produksi dan barang,
bukan sebagai makhluk hidup yang dapat merasa sakit yang
sedang mereka rasakan, orang merasa bahwa mereka
disesatkan oleh industri daging, susu, dan telur.
Dan semakin orang tahu
mengenai industri ini, semakin mereka melihat tentang
perlakuan yang dialami oleh satwa tersebut, saya percaya
semua orang memiliki hati yang baik dan mereka penuh
kasih dan kita sungguh sedang melihat banyak orang yang
mulai menolak industri tersebut.
Supreme Master TV:
Satwa yang dikurung dibesarkan di bawah kondisi
mengerikan, dengan seluruh aspek pertumbuhan
dikendalikan untuk memaksimalkan keuntungan, tanpa
pertimbangan akan jeritan pilu mereka yang memenuhi
ruangan untuk meminta belas kasihan.
Nathan Runkle:
Dalam banyak hal mereka hampir seperti satwa
“Frankenstein” dimana mereka sebelumnya karena mereka
telah dimanipulasi genetik, makanan mereka telah
dimanipulasi, cahaya mereka dimanipulasi, dan banyak
dari mereka disuntik dengan hormon pertumbuhan. Jadi
sekarang kita melihat ayam broiler atau tipe ayam
pedaging, akan dijagal ketika mereka baru berusia 45
hari. Dan ayam ini telah dikurung agar tumbuh sangat
besar dan cepat, mereka adalah korban dari tubuh mereka
sendiri.
Mereka punya kaki yang
cacat. Mereka punya masalah dalam pernapasan. Banyak
dari mereka terkena serangan jantung. Beberapa studi
mengatakan 90% dari burung tersebut bermasalah saat
berjalan. Anda lihat kalkun, mereka menderita jenis
masalah yang sama hingga mereka bahkan tak dapat
bereproduksi secara alami. Mereka semua harus
diinseminasi buatan. Babi juga diinseminasi buatan, sapi
peternakan juga diinseminasi buatan, dan semua satwa
mengalami siklus tersebut terus dan terus hingga tubuh
mereka tidak dapat bertahan lagi dan mereka dijagal.
Supreme Master TV:
Di tahun 2007, Mercy For Animals melaksanakan
penyelidikan penyamaran di tujuh rumah jagal kalkun
terbesar di AS. Apa yang mereka temukan amatlah
mengejutkan.
Nathan Runkle:
Penyelidik kami mendapatkan pekerjaan di “tempat
penggantungan”, dimana truk datang dengan burung dalam
peti. Mereka datang dari peternakan kalkun dimana mereka
hidup dalam kandang yang disesakkan sayap demi sayap,
hidup dengan kotoran mereka dalam gudang besar tanpa
jendela tersebut.
Dan apa yang ia rekam
adalah mereka tiba di tempat ini dan para pekerja
mengambil burung yang ketakutan ini yang berkelepak dan
berteriak, merenggut kaki dan memasang mereka dengan
kaki mereka yang lemah ke rantai bergerak yang membawa
burung ini terbalik, sadar penuh, dan masih hidup
melalui sebuah proses.
Dan tahap pertama
setelah mereka dipasang pada rantai bergerak ini adalah
kepala mereka dilewatkan pada kolam air berlistrik. Dan
apa yang dilakukan air ini adalah melumpuhkan burung
tersebut sehingga mereka tak dapat bergerak lalu pisau
berputar memotong leher mereka.
Penyelidikan menemukan
bahwa burung tersebut berkelepak, darah di seluruh bulu
mereka, dan bentuk penjagalan ini adalah standar. Inilah
bagaimana delapan miliar ayam atau lebih di negara ini
dan lebih dari 200 juta kalkun di negara ini dibantai
setiap tahunnya.
Jadi itulah hari-hari
dari operasi di tempat ini, membuat unggas tersebut
berada dalam kekejaman yang luar biasa. Satu dari
masalah dengan sistem penjagalan ini adalah beberapa
dari burung akan masuk ke tangki pembersihan bulu yang
berisi air panas, sementara mereka masih sadar karena
leher mereka belum terpotong sama sekali atau burung
belum kehabisan darah atau mereka belum mati ketika
mereka mencapai tangki air tersebut. Jadi beberapa dari
burung tersebut masuk ke dalam air mendidih ketika
mereka masih hidup.
Ini adalah masalah yang
melampaui usia, jenis kelamin, latar belakang, apa pun,
karena semua orang harus makan. Semua orang harus
membuat pilihan makanan. Dan pilihan makanan kita
memiliki konsekuensi jelas, bukan hanya pada tubuh dan
kesehatan kita, tapi di lingkungan dimana kita tinggal,
satu Bumi dimana kita semua dapat berbagi, dan kehidupan
para hewan.
Cuplikan dari
penyelidikan penyamaran kami sungguh menceritakan semua.
Dan hewan tersebut seringkali hidup dalam kotoran mereka
sendiri. Dan masalah yang sudah melekat dengan sistem
pabrik peternakan adalah ada ratusan ribu hewan atau
jutaan hewan dan mengurung mereka secara intensif dalam
area manapun, ini pasti akan mengembangbiakkan penyakit
dan infeksi yang merajalela, karena itu adalah tempat
berkembang biaknya penyakit dan kotoran.
Hewan tersebut semuanya
mengeluarkan sejumlah besar kotoran dan air seni dan
seringkali mereka hidup dalam kondisi tersebut dan
khususnya peternakan telur, burung ini bisa terjangkit
infeksi mata, infeksi sinus, dan bermacam jenis masalah
pernapasan lain, karena mereka secara konstan, sepanjang
hari, 365 hari setahun, harus bernapas dalam amonia dan
bermacam jenis gas beracun yang ditimbulkan dari kotoran
mereka sendiri.
Supreme Master TV:
Sebuah riset oleh Universitas Penn State, AS, menemukan
bahwa babi mampu belajar bermain komputer dengan alat
kendali yang khusus diadaptasi dalam beberapa menit.
Sangat menyedihkan saat hampir semua sahabat babi kita
diperlakukan seakan-akan mereka bukan makhluk hidup dan
pada akhirnya dijagal dengan kejam.
Nathan Runkle:
Penyelidikan terbaru lainnya yang kami lakukan adalah di
fasilitas pembiakan babi dan ini terletak di
Pennsylvania, satu dari fasilitas pembiakan babi
terbesar di negara ini; ribuan dari induk babi terkunci
dalam kandang besi selebar dua kaki yang disebut peti
kehamilan. Dan kandang tersebut amat terbatas hingga
mereka tak bisa berputar, mereka bahkan tak bisa
berbaring dengan nyaman. Mereka disimpan dalam kandang
selama hampir empat bulan berturut-turut dan hasilnya
banyak dari mereka akhirnya menjadi gila karena
kurangnya stimulasi fisik dan mental. Mereka akan
membenturkan kepala mereka di sisi kandang mereka secara
konstan.
Babi adalah hewan yang
sama cerdas, bahkan seperti anjing dan manusia berusia
tiga tahun dan mereka kekurangan stimulasi apa pun.
Mereka tak bisa lakukan apapun selain melangkah satu dua
langkah.
Ia juga mendokumentasi
anak babi di tempat itu dilempar ke sepanjang ruangan
seperti bola sepak menuju pekerja lainnya dan mereka
dipegang dengan kasar di telinga mereka dan dilempar ke
kereta. Ia mendokumentasi praktik standar dari memotong
anak babi tanpa setetes penahan rasa sakit. Anak babi
jantan akan dicabik testikelnya dari tubuh mereka,
mengebet kulit mereka dan syaraf tanpa penahan rasa
sakit. Ekor mereka juga dipotong tanpa penahan rasa
sakit. Hewan ini menjerit kesakitan dan berjuang dalam
kengerian ketika hal ini terjadi.
Penyelidik kami juga
mendokumentasi induk babi dengan infeksi yang tak
diobati, rahim yang bergeser, tulang patah, gabungan
dari kondisi medis darurat, dan perawatan dokter hewan
ditiadakan bagi hewan ini. Dan kita digiring untuk
percaya bahwa kondisi tersebut adalah fakta umum dan
standar dalam industri.
Penyelidik kami
menemukan bahwa anak babi yang sakit atau terluka di
fasilitas ini tidak diobati oleh dokter hewan tapi
mereka dibunuh dengan dilempar ke dalam kereta gas,
dimana akan butuh waktu terkadang hingga 10 atau 15
menit bagi hewan ini untuk mati. Mereka dibunuh dengan
karbon dioksida, yang amat menyakitkan baginya, pada
dasarnya mereka sesak napas.
Dan ia menemukan bahwa
banyak dari hewan ini selamat dari proses dan kemudian
harus digas ulang; amatlah mengerikan dan menakutkan
bagi mereka. Dan ini adalah wajah buruk dari agrikultur
intensif dan inilah yang kita dukung ketika kita membeli
produk babi.
Supreme Master TV:
Secara global, lebih dari 56 miliar hewan darat dibantai
dan dibunuh setiap tahun untuk dimakan. Hilangnya
kehidupan dalam lautan juga dalam proporsi tak
terbayangkan.
Menurut Perserikatan
Bangsa-Bangsa di tahun 2005, operasi penangkapan ikan
komersial mengambil 90 juta ton ikan dari lautan. Namun
angka yang besar ini bahkan tidak memberikan seseorang
suatu gagasan tentang skala kematian ini disebabkan oleh
industri perikanan.
Nathan Runkle:
Ikan adalah makhluk hidup dan juga mampu merasakan
penderitaan seperti hewan darat. Mereka memiliki
kapasitas yang sama untuk menderita dan layak mendapat
perlindungan juga. Dan kita berada pada titik krusial
saat ini dengan berkurangnya populasi ikan dan ini
terutama disebabkan karena penangkapan berlebihan dengan
jala pukat besar yang pada dasarnya mengambil semua
kehidupan dari lautan, menyapu semuanya dan apa pun yang
ada di jalur mereka, karena jala tersebut tidak
membedakan.
Dan pabrik peternakan
juga mengambil kebebasan ikan. Hewan ini dikurung dalam
bak beton yang berdesakan dan mereka juga terinfeksi
oleh berbagai masalah kesehatan.
Penyelidik kami juga
mendokumentasi burung dengan sayap patah, dengan tumor
seukuran jari di tubuh mereka. Dan ini adalah burung
yang dikirim melewati proses penjagalan dan secara
potensial menuju persediaan pangan manusia juga.
Jadi penyelidikan ini
menyinari titik amat terang pada realita kejam dari apa
yang terjadi di belakang pintu tertutup dari rumah jagal
di negara kita.
Supreme Master TV:
Pabrik peternakan dan pekerja rumah jagal juga korban
dari sistem yang berdarah dan menghancurkan. Riset
menemukan bahwa para pekerja ini mengalami tingkat
kecanduan obat, alkohol, kekerasan, bunuh diri, sakit
mental yang lebih tinggi serta ketidakharmonisan dalam
keluarga dibandingkan rata-rata penduduk biasa.
Mereka bekerja
sepanjang hari, merantai hewan, mengirim mereka ke
kematian, dan memotong leher mereka. Rumah jagal adalah
lingkungan yang keji untuk bekerja dan bukan hanya
berbahaya secara fisik tapi juga merusak sifat pekerja
itu sendiri. Jadi kita lihat bahwa rumah jagal bukan
hanya satu dari pekerjaan paling berbahaya di negara ini
untuk bekerja, tapi banyak dari orang yang bekerja di
sana mereka menderita karena harus menyaksikan demikian
banyak kekejaman dan kekerasan secara teratur.
Nathan Runkle:
Dalam banyak cara, pekerja dalam pabrik peternakan dan
rumah jagal adalah korban dalam pengertian mereka
sendiri. Banyak dari individu ini adalah pekerja ilegal
yang mengambil pekerjaan ini karena putus asa.
Kondisi kerja dan
orang-orang ini seringkali menjadi korban dari pabrik
peternakan yang di luar kendali. Mereka melakukan
pekerjaan kotor yang sedikit orang yang ingin
melakukannya. Dan sistem ini sungguh sangat kejam bagi
para hewan karena Anda membesarkan ribuan hewan dalam
kurungan intensif, dan sungguh tidak mungkin menyediakan
hewan ini dengan bermacam perawatan dasar yang memenuhi
kebutuhan dasar mereka.
Dan orang yang bekerja
dalam fasilitas tersebut seringkali tak peduli akan apa
yang sedang terjadi di sana, karena mereka harus, demi
pekerjaan mereka, berpartisipasi dalam penyiksaan ini
dan hasilnya seringkali mengeluarkan kemarahan dan
frustrasi mereka kepada hewan ini.
Di dalam masyarakat,
sering kali ketika orang bicara tentang hewan ternak,
mereka bicara dengan cara menghina. Seseorang yang
mungkin malas atau gemuk disebut babi, atau seseorang
yang pemalu atau penakut disebut ayam. Dan kita seperti
menurunkan hewan ternak seperti sesuatu yang negatif.
Tapi kenyataannya adalah semakin Anda mengenal hewan
ternak, semakin Anda melihat bahwa mereka sama pandai
dan sensitifnya dan juga peduli terhadap yang lain,
dalam spesies mereka sendiri dan spesies lain seperti
anjing dan kucing, yang kita kenal dan cintai.
Ada banyak penelitian
tentang perilaku hewan dan para ahli perilaku satwa yang
mulai mempelajari kesadaran hewan ternak atau
pembelajaran. Dan setiap tahun ada banyak informasi
menarik yang muncul.
Jadi, sebagai contoh,
apa yang mereka pelajari adalah ayam memiliki bahasa
mereka sendiri. Kita sekarang tahu lebih dari 30
panggilan berbeda yang dimiliki ayam. Mereka memiliki
nada suara yang berbeda dengan cara mereka dimana mereka
berkomunikasi dengan ayam yang mereka anggap sebagai
teman atau dimana mereka lebih intim dengannya.
Supreme Master TV:
Mercy For Animals telah menyelamatkan banyak
korban dari sistem peternakan hewan intensif selama masa
penyelidikan penyamaran mereka. Kami meminta Nathan
Runkle untuk menceritakan tentang satu dari hewan yang
dibebaskan oleh grup itu.
Nathan Runkle:
Satu kasus yang saya rasa khusus untuk diceritakan
adalah seekor ayam betina yang sungguh saya selamatkan
dari pabrik peternakan Ohio, dan ini adalah unggas yang
dibuang ke dalam tempat sampah di dalam peternakan telur.
Ia masih hidup; ia bergantung pada hidupnya, ia
ditinggal untuk mati di atas puluhan unggas mati lainnya.
Dan kami ada di sana mendokumentasi kondisi ini dan saya
melihat ayam ini melihat ke atas dari tumpukan dan kami
mengambilnya dari tempat tersebut dan membawa ke dokter
hewan yang mengobatinya dan membuat dia sehat kembali.
Lalu kami pindahkan ke
perlindungan pertanian di Ohio dimana ia dapat hidup
seterusnya. Ia dapat mengembangkan sayapnya dan
bertindak dengan perilaku alami dan berakhir dengan
bahagia. Ia mewakili duta dari 200 juta anak ayam dan
ayam betina lebih yang harus kita tinggalkan di
fasilitas tersebut.
Supreme Master TV:
Ini adalah pesan terakhir dari Bapak Runkle akan praktik
tak disadari dari pabrik peternakan dan bagaimana kita
mengakhirinya.
Nathan Runkle:
Kita memberi suara setiap kali duduk untuk makan. Setiap
kali kita membayar untuk makanan, kita membayar untuk
jenis produksi tertentu dan konsekuensi akan hal itu.
Jadi kami menganjurkan orang-orang untuk gunakan uang
Anda untuk memilih sesuai nilai Anda, dan untuk memilih
dunia yang lebih baik, dunia yang lebih berkelanjutan
dan jika kita semua mulai melakukan itu, efek akumulatif
akan menjadi amat luar biasa. Kita sungguh berhutang
kepada anak-anak kita dan anak dari anak-anak kita dan
generasi masa depan untuk menanggapi masalah ini sebelum
terlambat.
Supreme Master TV:
Kita punya kekuatan untuk menghentikan aksi kejam yang
telah kita ketahui hari ini yang merepresentasikan apa
yang terjadi di seluruh dunia. Mari kita pilih untuk
mengikuti pola makan vegan organik yang penuh kasih yang
menjamin para satwa terbebas dari brutalisasi,
eksploitasi dan dibunuh dengan kejam untuk dimakan.
Untuk detail lebih
lanjut tentang Mercy For Animals, kunjungilah:
www.MercyForAnimals.org atau
www.ChooseVeg.com