Tanggal 5 Juni adalah
Hari Lingkungan Dunia, hari yang dicanangkan oleh
Perserikatan Bangsa Bangsa pada tahun 1973 untuk
meningkatkan kesadaran dunia akan pentingnya menjaga
lingkungan kita. Tema tahun ini adalah “Banyak Spesies.
Satu Bumi. Satu Masa Depan."
http://www.unep.org/wed/2010/english/
Menurut "Bayangan
Panjang Peternakan (Livestock Long Shadow)" sebuah
laporan yang dikeluarkan tahun 2006 oleh Organisasi
Pangan dan Pertanian (FAO) Perserikatan Bangsa Bangsa,
industri peternakan sangat bertanggung jawab untuk
hampir semua masalah serius lingkungan yang sedang
dihadapi Bumi ini, termasuk degradasi tanah, penebangan
hutan, polusi, dan kekurangan air, dan di atas segalanya,
pemanasan global. Kami mulai dengan bagaimana produksi
produk hewani menghabiskan lahan yang luas di seluruh
dunia dan merampas produktivitas sejati dari tanah.
Dr. Smith:
Seluruh operasi dari sistem daging memerlukan banyak
lahan. Keseluruhan lahan pertanian di suatu tempat
dibuat untuk menghasilkan pakan untuk membesarkan hewan
itu. Kita semua terhubungkan bersama, kita tinggal di
planet yang sama; kita lakukan satu hal, itu
mempengaruhi setiap orang. Dan ini adalah ilustrasi
paling penting.
Dr. Pachauri:
Sektor peternakan sejauh ini menjadi pengguna tanah yang
terbesar satu-satunya yang berhubungan dengan kegiatan
manusia. Produksi peternakan bertanggung jawab atas 70%
dari seluruh tanah pertanian dan 30% dari area permukaan
tanah dunia. Dan 70% dari lahan hutan terdahulu di
Amazon sekarang dikuasai oleh penggembalaan ternak, dan
pakan untuk pangan ternak meliputi sebagian besar dari
yang tersisa.
Supreme Master TV:
Hutan di manapun memainkan peran penting dalam menyerap
karbon dioksida atmosferik. Penebangan hutan akibat
pemeliharaan ternak menghilangkan penampung karbon yang
tak ternilai harganya.
Russell:
Peternakan hewan adalah pemicu pembersihan lahan di
seluruh dunia, khususnya di Australia. Dari seratus juta
hektar hutan di Australia yang telah ditebang, sekitar
70 juta dari itu ditebang untuk peternakan hewan.
Sekitar 25, 26 juta adalah apa yang kita tanam. Kita
hanya hidup di sekitar 2 juta hektar.
Prof. Liu: Di
tempat seperti Brazil, andaikan mereka berhenti
memproduksi daging, mereka takkan perlu membakar banyak
hutan hujan untuk mengubahnya jadi padang rumput untuk
peternakan. Kemudian mereka bisa melindungi hutan hujan
dan membiarkan mereka terus tumbuh. Hal ini dapat
mencegah timbulnya emisi CO2 akibat pembakaran hutan,
yang sangat penting.
Supreme Master TV:
Produksi produk hewani sangat tidak efisien. Itu
menghabiskan sejumlah besar sumber daya alam kita
seperti air dan mengalihkan hasil pertanian dari orang
yang kelaparan untuk memberi makan hewan-hewan ternak.
Dr. Pachauri:
Dampak lingkungan lain dari peternakan: Jumlah air yang
diperlukan untuk memproduksi satu kilogram tepung jagung
adalah 900 liter, beras 3000 liter, ayam, 3900 liter,
daging babi, 4900 liter, dan daging sapi besar sekali
15.500 liter. Jadi juga banyak sekali dalam hal
pemakaian air jika ambil keseluruhan siklusnya.
Sepertiga dari panen gandum dunia dan lebih dari 90%
kedelai digunakan untuk pangan ternak.
Diperlukan hampir 10
kilogram pakan ternak untuk menghasilkan 1 kilogram
daging sapi dan 4 sampai 5,5 kilogram biji-bijian untuk
memproduksi 1 kilogram daging babi, dan 2,1 sampai 3
kilogram biji-bijian untuk memproduksi 1 kilogram daging
unggas.
Barry: Tentu
saja, ada banyak air yang digunakan untuk memproduksi
satu kilogram daging babi dan banyak air juga digunakan
untuk memproduksi produk olahan susu. Banyak susu di
Australia dijalankan di lahan yang sebenarnya tidak
sesuai untuk peternakan susu kecuali untuk mengairi
pertanian.
Jadi ini adalah air
yang dialirkan dari Sungai Murray dan disebarkan ke
seluruh lahan penggembalaan yang luas untuk membuat
penggembalaan hijau yang cukup untuk memproduksi susu.
Tetapi itu adalah air yang sama yang sedang kekurangan
persediaan di Adelaide, yang mematikan Coorong (lahan
basah), misalnya, karena tidak mendapatkan cukup aliran
air. Air yang disemprotkan ke padang rumput Victoria
Barat untuk memproduksi susu sebenarnya bukanlah
pemakaian air yang bijaksana sama sekali.
Patz: Saya akan
katakan bahwa itu adalah isu yang cukup penting dan kita
perlu bergulat dengannya, yaitu produksi protein dari
industri peternakan sangat konsumtif dalam hal kebutuhan
air, untuk memproduksi jumlah protein yang sama dari
daging dibandingkan dengan kacang polong; saya pikir itu
adalah tujuh atau delapan kali lebih banyak energi yang
diperlukan untuk menghasilkannya.
Dengan kata lain,
sangat boros sumber daya alam dan konsumsi energi untuk
menghasilkan daging sapi. Jadi, sejauh itu adalah
tanggung jawab lingkungan hidup, saya akan katakan bahwa
yang telah ditunjukkan peternakan adalah cukup intensif
energi, intensif air dan intensif lahan; mengubah hutan
menjadi tanah penggembalaan, kita telah banyak mengubah
lanskap kita.
Sebenarnya, pertanian
sendiri telah mengubah lanskap planet lebih banyak
daripada penyebab manapun lainnya. Jadi saya akan
mendukung menghilangkan pola makan daging, yang
benar-benar tidak berkelanjutan.
Supreme Master TV:
Krisis keberagaman hayati dunia sangat dekat dikaitkan
dengan cepatnya pertumbuhan industri peternakan dalam
dekade terakhir.
Dr. Lovejoy:
Kita, manusia adalah makhluk hidup; kita muncul dan
berkembang dalam sistem kehidupan sebagai bagian dari
sistem ekologi. Setiap kali kita mengurangi sejumlah
keanekaragaman hayati, sebenarnya kita memiskinkan masa
depan kita sendiri.
Kita harus benar-benar
berpikir tentang ekosistem dan aneka hayati di seluruh
permukaan dari planet ini. Dan kita juga perlu berpikir
tentang mempertahankan perwakilan daerah alamiah dengan
cakupan yang memadai sehingga mereka dapat terus
mewakili. Itu adalah gagasan ukuran luas kritis minimum
dari ekosistem, dan seberapa besarnya 1 bagian
seharusnya agar benar-benar dapat mewakili. Jika kita
gagal melakukan ini, masa depan akan buruk, tidak hanya
bagi seluruh kehidupan tapi bagi manusia.
Inga Marte
Thorkildsen: Penting untuk membuat orang sadar bahwa
konsumsi daging mereka adalah kontributor penting bagi
perubahan iklim, dan juga bagi krisis makanan di dunia.
Supreme Master TV:
Pabrik peternakan sangat mencemari kali, sungai, dan
danau, dimana air minum menjadi terkontaminasi dengan
nitrat dan fosfor dari kotoran hewan. Penduduk di
sekitar tempat peternakan menderita penyakit pernafasan
dari udara yang tercemar.
Johanne: Saya
harus akui bahwa saya lebih sering mengalami diare di
musim semi atau saat airnya kotor, saat air sungai
menjadi coklat. Jika saya minum terlalu banyak air dari
keran, saya menderita diare pada hari berikutnya. Saya
mengunjungi Hari Kesehatan Umum tahunan dan saya melihat
penelitian tentang orang yang menjadi sakit, terkena
diare, karena tinggal di dekat peternakan babi atau
ternak. Kita tak bisa bernafas. Itu adalah amonianya.
Kita kekurangan udara segar. Ada hari-hari dimana kami
harus pergi. Kami pergi di pagi hari, kami kembali di
malam hari saat angin telah berubah arah.
Supreme Master TV:
Pemeliharaan ternak untuk produksi daging adalah
pencemar tunggal terbesar buatan manusia yaitu metana,
gas rumah kaca yang sangat potensial. Metana memiliki 72
kali kemampuan memanaskan dari karbon dioksida jika
diukur selama periode 20 tahun.
Russell: Metana
pada khususnya, diproduksi oleh hewan memamah biak
ketika mereka mencerna makanan mereka. Kita punya 90
juta domba dan 28 juta sapi di negara ini. Mereka adalah
mesin produksi gas metana 24jam sehari 7 hari seminggu.
Jumlah pemanasan yang disebabkan metana di Australia
lebih memanaskan daripada seluruh pembangkit tenaga batu
bara kita. Itu amat mengejutkan.
Prof. Wang:
Perubahan dalam peternakan sebenarnya lebih efektif
dibanding mengontrol emisi CO2, karena jangka usia CO2
di atmosfer sangat lama, usianya bisa mencapai 50 sampai
200 tahun. Jadi, walau seluruh dunia berhenti
mengeluarkan karbon sepenuhnya, maka masih perlu 50
sampai 200 tahun bagi kita untuk melihat berbagai akibat
pentingnya.
Tetapi metana berbeda;
masa hidup metana di atmosfer hanya 15 tahun. Jadi jika
kita dapat mengurangi emisi metana dari hari ini,
hasilnya akan timbul pada generasi kita. Jadi dampaknya
sangat cepat, sangat langsung.
Supreme Master TV:
Pensiunan pimpinan konsultan lingkungan Grup Bank Dunia
Dr. Robert Goodland dan pejabat peneliti dan spesialis
lingkungan untuk divisi Keuangan Perusahaan
Internasional grup ini yaitu Jeff Anhang dalam artikel
mereka “Ternak dan Perubahan Iklim” – yang diterbitkan
di Majalah World Watch menyimpulkan bahwa siklus
produksi dan rantai persediaan ternak memproduksi
minimal 51 persen emisi gas rumah kaca dunia yang
dihasilkan oleh manusia. Mereka merekomendasikan untuk
mengadopsi pola makan nabati sebagai pilihan solusi
pertama bagi perubahan iklim.
Dr Allott: Semua
hal ini berhubungan dan juga kita melihat kebutuhan kuat
untuk membantu gerakan mengurangi konsumsi daging
sebagai bagian dari respon terhadap perubahan iklim,
serta banyak alasan baik lainnya untuk melakukan hal itu,
berhubungan dengan kesehatan, berhubungan dengan
obesitas, semua hal-hal lainnya yang kita ketahui.
Barry: Kita juga
bisa mengambil langkah lainnya, seperti mengubah pola
makan kita. Bagi mereka yang vegan dan telah memilih
menghindari produk hewani sepenuhnya, maka Anda sudah
mengambil langkah utama mengurangi jejak karbon Anda
sendiri dari pola makan Anda sendiri.
Supreme Master TV:
Penelitian oleh Badan Penilai Lingkungan Belanda yang
judul “Manfaat untuk Iklim dengan Mengubah Pola Makan
(Climate Benefits of Changing Diet),” menganalisa
keseluruhan rantai aktivitas pemeliharaan ternak dari
ladang ke garpu.
Diperhitungkan bahwa
memerlukan US$40 miliar untuk mengurangi emisi gas rumah
kaca dan untuk mengambil tindakan pengurangan terkait
perubahan iklim. Biaya ini bisa dikurangi lebih dari 80%
jika dunia menerapkan pola makan vegan.
Dr. Joop Oude Lohuis:
Kami mengasumsikan bahwa tanah rumput yang tidak dipakai
lagi oleh ternak akan kembali kepada keadaan alamiahnya.
Untuk alasan tersebut, beberapa bagian dunia akan tumbuh
hutan dan menahan karbon jika lebih banyak tanah
berhutan.
Maha Guru Ching Hai:
Tanpa industri peternakan yang tak diperlukan, tak hanya
kita akan mendapat hutan, kita juga akan memiliki
pertanian vegan organik untuk menanam makanan utuh dan
layak bagi manusia, dan seperti hutan, lahan pertanian
ini juga dapat menyerap banyak panas dari atmosfer.
Dan juga peralihan
global ke tindakan vegan organik yang bisa berarti 40%
penyerapan dari semua gas rumah kaca, selain dari 50
persen lebih yang kita hilangkan melalui mengakhiri
praktik pemeliharaan ternak.
Pemerintah dunia bisa
menghemat puluhan triliun US dollar, jika tiap orang
jadi vegan dan menanam organik.
Jadi, 50% lebih sedikit
dari tanpa industri ternak, 40% lebih sedikit karbon
dioksida di pertanian organik, lalu kita akan bernyanyi,
dunia kita akan terselamatkan.