Share
Tak masalah di mana
kita tinggal, di pesisir atau pedalaman, lautan penting
bagi kita semua setiap hari. Diamati dari angkasa, Bumi
kita terlihat dominan biru, karena lautan yang
sangat luas yang menutupi 71% permukaan bumi kita. Walau
97% air Bumi ada dalam lautan, 95% dari lautan dunia
yang sangat luas ini belum dijelajahi. Pentingnya lautan
ditekankan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa dengan
menetapkan 8 Juni sebagai Hari Lautan Sedunia.
Keseimbangan ekosistem
lautan sangat penting, karena lebih dari dua pertiga
area planet ini ditutupi oleh lautan. Mereka menyediakan
setengah dari oksigen dunia dan memainkan peran besar
dalam mengatur iklim dunia. Jadi, makhluk di Bumi memang
sangat tergantung kepada lautan untuk bertahan.
Selain itu, lautan juga
menyerap CO2 atmosferik - karbon dioksida - yang secara
langsung membantu mendinginkan planet kita. Hal ini
hanya sedikit di antara hal-hal besar yang dilakukan
lautan. Dengan mengganggu keseimbangan lautan, maka,
akhirnya tempat hidup kita dalam bahaya. Jadi, kita bisa
katakan sangat penting untuk peduli terhadap lautan jika
kita ingin selamat, dan semua kehidupan yang mereka
kandung, termasuk ikan.
Dari paus biru yang
besar sampai pada lumba-lumba yang riang, rumput laut
raksasa sampai karang warna-warni, lautan adalah rumah
bagi hampir setengah makhluk yang dikenal di Bumi.
Mereka memainkan peran utuh dalam biosfer kita dengan
mengatur iklim dan cuaca.
Ada banyak sistem arus
dalam lautan. Yang berusaha dilakukan oleh lautan
hanyalah menyeimbangkan panas.
Saat sehat, saat semua
terjaga dengan baik, terlindungi; lautan bertanggung
jawab terhadap penyerapan 70% dari semua gas karbon
dioksida yang ada di atmosfer Bumi. Normalnya,
masyarakat melihat pada lautan dan menikmati
keindahannya, sangat cantik, semuanya biru dan terlihat
sangat bersih dan sehat, tetapi kebenarannya sangat
berbeda.
Ekosistem lautan dunia
sekarang di bawah perlakuan yang tak pernah terjadi.
Penelitian terbaru yang dipimpin Dr. Boris Worm dari
Universitas Dalhousie di Halifax, Nova Scotia, Kanada,
mengindikasikan bahwa lebih dari setengah spesies lautan
telah menghilang akibat ditangkap berlebihan. Pada saat
yang sama, polusi lingkungan dan pemanasan global juga
menyebabkan kerusakan luar biasa terhadap kehidupan
lautan, mendorong pemutihan karang besar-besaran dan
peningkatan cepat zona mati lautan.
Kita mendapat dampak
dari pemanasan global yang menyebabkan batu karang
memutih. Kita mencemari sungai, danau, dan lautan yang
dilakukan oleh manusia itu sendiri dan juga oleh
sejumlah besar industri yang kita miliki saat ini yang
membuatnya sulit bagi lautan agar mampu memenuhi peran
alaminya, yang mereka miliki sebagai pengatur iklim Bumi.
Karbon menyebabkan
perubahan iklim yang memanaskan, mencairkan lapisan es,
mengubah arus lautan, dan juga suhu lautan yang
mempengaruhi semua makhluk hidup di lautan. Tetapi
karbon juga menyebabkan lautan menjadi semakin asam dan
saat mereka menjadi semakin asam, berarti semua hewan
yang memiliki cangkang, seperti kepiting dan kerang dan
karang dan tiram, mereka kehilangan cangkangnya. Jadi
mereka tak dapat hidup dan menjadi semakin buruk
sepanjang waktu.
Menurut penelitian
terbaru oleh Institut Pengetahuan Kelautan Virginia, AS
ada lebih dari 400 zona mati yang diketahui di perairan
pantai dunia di tahun 2008, padahal hanya 46 zona
seperti itu di tahun 1960-an.
Sedikitnya lebih dari
80 persen ikan yang dieksploitasi secara komersial dan
berlebihan, mereka sengsara. Beberapa ikan seperti
misalnya, lobster telah berkurang sejak lama sekali.
Jumlah kapal nelayan meningkat tiga sampai lima kali
dalam beberapa dekade terakhir di beberapa area nelayan
dan persediaan ikan tidak bisa mengimbangi level
eksploitasinya lagi.
Di samping bahaya
seperti pengasaman dan eksploitasi oleh manusia,
ekosistem lautan dalam risiko menjadi rusak parah oleh
tumpahan minyak. Sejak 20 April 2010, ledakan dari alat
pengebor lepas pantai di dekat Louisiana, AS, ada
ratusan ribu liter minyak mentah beracun mengotori
perairan Teluk Meksiko. Organisasi berita AS CNN
melaporkan, “Akibat adanya lapisan minyak telah
mengancam rawa pesisir di tenggara Louisiana (AS),
dimana minyak coklat yang pekat membuat habisnya barisan
pelindung dan sampai lahan basah di dekat mulut Sungai
Mississipi.”
http://edition.cnn.com/2010/US/05/20/gulf.oil.spill
Dengan malapetaka yang
merusak seperti ini, sangat penting bagi kita untuk
memberikan perhatian kita terhadap keadaan genting dari
lautan kita dan mengambil tindakan untuk melindungi
ekosistem lautan kita.
Dan tidak ada keraguan
bahwa lingkungan manusia yang sehat memerlukan lautan
yang sehat. Jika kita merugikan kesehatan lautan kita,
itu hanya akan merugikan diri kita sendiri.
Dalam deklarasinya pada
hari lautan sedunia ini, Perserikatan Bangsa Bangsa
mengatakan, “Memang, aktivitas manusia memperburuk
keadaan lautan dunia… Peningkatan suhu lautan,
peningkatan air laut dan keasaman lautan menyebabkan
perubahan iklim, memberi ancaman lebih jauh terhadap
kehidupan laut, pantai, masyarakat pulau, dan ekonomi
nasional.”
Pemanasan global dan
perubahan iklim. Yang mengubah suhu di lautan. Yang
mulai mengubah pola sirkulasi. Yang mengubah keasaman
laut. Yang mengubah tingkat permukaan laut. Mereka
meningkat. Yang mengubah frekuensi badai. Sekarang lebih
banyak badai musim dingin, gelombang pasang lebih besar.
Dan tentunya apa pun yang terjadi di lautan sangat
mempengaruhi cuaca di daratan. Jadi ada banyak cara
bagaimana kedua tantangan utama manusia ini, pemanasan
global dan penangkapan ikan berlebihan, mempengaruhi
kesehatan lautan kita.
Ada kepedulian mendalam
karena besarnya jumlah karbon dioksida yang dikeluarkan
ke dalam atmosfer, lautan dengan cepat mencapai titik
jenuhnya dan mungkin tidak mampu melanjutkan fungsinya
sebagai penampung karbon vital. Lautan, bersama dengan
lapisan es yang mencair di Artik, mungkin segera
melepaskan sejumlah besar gas rumah kaca yang tersimpan
ke atmosfer, sehingga mempercepat perubahan iklim dengan
cepatnya.
Jadi, dalam hal jumlah
karbon, kita memiliki sekitar 40.000 unit karbon di
lautan. Kemudian kita punya masa pra-industri sebelum
manusia benar-benar memulai mengubahnya, ada sekitar 600
unit di atmosfer, dan ada sekitar 300 unit di biosfer
Bumi.
Ada begitu banyak
proses dimana saat lautan menjadi semakin panas,
misalnya, bakteri menjadi semakin aktif. Dan itu berarti
tumbuhan hancur sebelum mencapai lautan dalam. Jadi,
kita melepaskan CO2 lagi ke atmosfer. Dan sepertinya
mengkhawatirkan karena proses itu sendiri akan cukup
untuk meningkatkan CO2 di atmosfer di masa depan.
Apa yang akan kita
lihat jika semuanya terus berjalan ke arah ini adalah
sumber lain seperti metana dan CO2 akan mulai dipicu dan
dilepaskan ke atmosfer. Dan kita takkan sanggup
mengontrol keadaan itu dengan teknologi terbaik di dunia
yang mengatur emisi CO2 dan metana kita.
Agar efektif melindungi
lautan kita dan mencegah bencana seperti ini agar tidak
terjadi, kita harus melihat akar permasalahan dari
kerusakan habitat lautan kita.
Dunia ini tidak dalam
keseimbangan. Kita telah menghasilkan dis-ekuilibrium,
dan bagian dari dis-ekuilibrium itu adalah kita beternak
lebih banyak hewan daripada yang seharusnya ada di alam.
Rata-rata orang Amerika
Utara makan daging tiap hari dan itu tidak baik bagi
kita dan tidak baik bagi lingkungan, karena semua limbah
karbon, semua kotoran ternak mengalir ke dalam
persediaan air dan mencemari perairan serta lautan.
Apakah itu perikanan?
Yah itu adalah predator yang sangat baru; membawa masuk
dan membuat pemakan artifisial dan ditempatkan lagi ke
lautan. Jadi perikanan dapat mengubah ekosistem di
lautan dengan besar dan memang begitu.
Air berhantu adalah
istilah yang digunakan untuk menjelaskan area lautan
kosong karena ikannya telah ditangkap berlebihan, dan
inilah akibat dari pengurangan spesies di seluruh dunia,
dan inilah hasilnya terhadap kematian lautan kita.
Perlu kebersamaan antar
individu dan upaya bersama untuk memulihkan dan
melindungi kelangsungan hidup lautan. Tindakan seperti
menetapkan habitat laut yang terlindungi atau peraturan
yang lebih ketat lebih terpuji, namun, tindakan yang
lebih penting yang harus diambil adalah mengurangi
konsumsi dan produksi daging, susu, dan telur, yang
menjadi penyebab utama kerusakan dari lingkungan bumi
kita dan lingkungan lautan kita.
Jika kita ingin
bertahan sebagai satu spesies, kita harus memahami bahwa
jumlah yang tepat dari produk hewani yang kita miliki
dalam pola makan kita adalah nol.
Kita harus menghapus
perikanan komersial; terlalu banyak yang dikeluarkan
dari laut tanpa mengembalikan apa pun. Dan itu seperti
perdagangan daging besar-besaran, di antaranya
melenyapkan ikan hiu dan tuna. Mereka semua satwa liar
yang mereka habisi.
Semua makhluk di Bumi
dan di lautan memiliki nilai, tak masalah betapa kecil
mereka kelihatannya, dan ada hal unik yang dilakukan di
atas Bumi ini yaitu ketidakpedulian kita akan
keseimbangan dan betapa berharganya semua kehidupan yang
berkontribusi terhadap bahaya global sekarang.
Cara menyelesaikan
masalah ini adalah melalui pertimbangan yang lebih besar
bagi semua kehidupan. Ini berarti kita harus menghormati
semua makhluk dalam tindakan.
Jika setiap orang
bervegetarian, bahkan lebih baik jika vegan, maksud saya
melakukan pola makan non-hewani, maka ada perbedaan
pandangan, perbedaan konsep bagi perkembangan semua hal.
Dalam kasus kita, itu akan dilanjutkan dengan kasih
sayang dan kepedulian, yaitu apa yang kita perlukan
untuk memulihkan keindahan kehidupan laut kita.
Fotografer laut
terkenal Jacques-Yves Cousteau pernah berkata, “Lautan,
pemersatu yang besar, harapan manusia satu-satunya.
Sekarang, tidak seperti sebelumnya, frase lama ini
memiliki makna harfiah: kita semua dalam kapal yang sama.”
Di Hari Lautan Sedunia,
mari kita dengarkan panggilan darurat dari sesama
penghuni daratan, udara, dan lautan untuk menyelamatkan
Bumi yang kita bagi bersama.
Semoga kita merayakan
berkah lautan setiap hari melalui rasa hormat kita yang
lebih baik kepada semuanya dengan pola makan vegan
organik.